Rabu, 01 Januari 2014

OEY TAMBAH SIA - SANG PLAYBOY JAKARTA DIHUKUM GANTUNG BELANDA

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - OEY TAMBAH SIA - SANG PLAYBOY JAKARTA DIHUKUM GANTUNG BELANDAMengaet pesinden Pesta meriah di kabupaten Pekalongan semakin semarak karena kehadiran seorang pesinden tenar bernama Mas Ajeng Gundjing. M.A. Gundjing itu sebenarnya putri seorang mamtancamat. Kenapa ia menjadi pesinden? konom semasa kecil ia pernah sakit parah,sehingga hampir tidak tertolong. Dalam keadaan sulit itu, orang tua untuk bernadar. Kalau anak ini sembuh,kelak ia akan belajar menjadi pesinden. Gundjing sembuh dan tumbuh menjadi gadis cantik yang pandai menari dan melagukan tembang denganmerdu, sampai tidak ada tandingannya di Pekalongan. OeyTambahsia si matakeranjang segera jatuh hati pada biduan jelita itu.berbagai cara ditempuhnya untuk mendekati dan memikat pesinden itu. Ternyata Tambahsia berhasil. Gundjing menerima uluran tangannya.sebelum pestadi kabupaten resmi usai dan Tambahsia pulang, pesinden itu sudah diboyong ke cirebon lalu dibawa ke Betawi oleh kaki-tangan Tambahsia. Di Betawi Gundjing ditempatkan di pasangrahan Ancol, yang membuat penghuni lama merasa kura....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Peluang Bisnis Gaharu

“Sudah gaharu, cendana pula”. Ungkapan tersebut sering kita dengar. Padahal sesungguhnya antara gaharu dan cendana memiliki perbedaan yang menyolok. Semua kayu cendana sudah wangi sejak awal. Sementara kayu gaharu tak akan timbul aroma semerbak mewangi bila tidak disakiti (bagian yang terbentuk gubal/mengandung resin wangi). Menyakiti pohon gaharu bisa secara alami oleh angin (patah), semut, kumbang dan rayap atau disakiti oleh petani secara tradisonal, yaitu dengan dibacok, dipaku, dipasak atau dengan cara inokulasi (disuntik) menggunakan fusarium cair atau padat.
Gaharu dalam bahasa Melayu artinya harum, atau dalam bahasa sansekerta agaru bermakna kayu tenggelam dalam air (berat). Hal ini didasarkan karena gubal gaharu yang super (kelas A) memiliki berat jenis yang lebih tinggi daripada air sehingga tenggelam. Gubal ini yang dicari orang hingga harganya pun mencapai ratusan juta per kilo gramnya.
Gubal gaharu termasuk komoditi perdagangan hasil hutan bukan kayu (HHBK), berupa gubal yang mengandung deposit resin terakumulasi pada jaringan kayu. Dalam perdagangan, gaharu sering disebut agarwood, aloes wood, eaglewood, karas, kareh. dan alim. Selain diambil minyaknya, gaharu sering dimanfaatkan sebagai bahan pengikat bagi minyak wangi yang lain, bahan obat, bahan kosmetik, upacara keagamaan, dan suvernir.
Kebutuhan gaharu yang terbanyak adalah kelas Super (A) atau Doble Super (AA). Negara pengguna gaharu antara lain Negara Timur Tengah (Arab Saudi). Konon menurut kisah legenda yang ada saat Nabi Adam hijrah dari Jannah ( Surga ) ke Dunia ( Bumi ), nabi Adam menangis hingga meneteskan air mata. Pada tetesan air mata itulah, tumbuh Pohon Gaharu. Sampai sekarang, aroma wangi minyaknya digunakan untuk aroma Ka’bah. Sudah menjadi kebiasaan para Syech di Timur Tengah membakar gaharu terbaiknya bila kedatangan tamu istimewa. Begitu pula saat beribadah dengan pasangannya, aroma harum mewangi gaharu tak tertinggalkan. Konon, aroma hagaru mampu membangkitkan gairah libido.
Indonesia merupakan salah satu tempat penyebaran berbagai jenis gaharu, mulai gaharu rawa (chandan) hingga gaharu darat (kasang). Ada sekitar 27 jenis tanaman gaharu yang bisa menghasilkan gubal, dari suku Thymeliaceae, marga: Aetoloxylon, Aquallaria, Enkleia, Gonystylus, Gyrirnop, dan Wiktroemia.Semua marga mempunyai potensi untuk menghasilkan gubal, tetapi jenis Aquallaria dan Gyrirnop merupakan jenis yang telah banyak dibudidayakan dan menghasilkan gubal yang baik. Spesies gaharu yang paling baik adalah Aquallaria malaccensis. Selain bibit mudah diperoleh, perawatan tanaman ini juga tidak rumit, hasilnya banyak, dan dapat ditanam dengan sistem terpadu/tumpang sari dengan berbagai jenis tanaman, seperti karet, kelapa sawit, buah-buahan, nilam, palawija. Spesies ini juga bisa ditanam di halaman rumah, bantaran sungai, atau pematang sawah.
Untuk menghasilkan gubal yang harum secara alami, tanaman gaharu membutuhkan waktu sampai dengan 25 tahun. Pembentukan gubal bisa dipercepat dengan budi daya gaharu yang intensif, hanya membutuhkan waktu satu windu (8 tahun). Oleh karenanya, sering disebut Kayu Windu Kencana. Pembesaran tanaman gaharu dilakukan selama 5 tahun, kemudian tanaman diinokulasi selama 3 tahun, dan sudah menghasilkan gubal yang siap diekspor.
Mengenal Gaharu Lebih Dalam
Gubal gaharu dapat dihasilkan dari tanaman suku Thymeliaceaae yang banyak tersebar di seluruh Nusantara dari Sabang hingga Meuroke. Kualitas dan aroma gaharu pun bervariatif, sesuai jenis pohon penghasilnya dan lokasi tumbuhnya. Perbedaan inilah yang membedakan sifat, ciri khas, aroma wangi, kualitas, dan harga jual gaharu.
  1. I. Taksonomi dan genus tanaman gaharu




Taksonomi




Kingdom (kerajaan) Plantae (tumbuhan)


Devisio (divisi) Spermatophyta (tumbuhan biji)


Sub Devisio (anak divisi) Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)


Class (kelas) Dicotyledoneae (berbiji belah dua)


Subclass (anak kelas) Dialypetalae (bebas daun mahkota)


Ordo (bangsa) Myrtales (daun tunggal duduknya bersilang)


Family (suku) Thymeleaceae (gelam berserabut jala)


Genus (keluarga) 8 keluarga



Genus Gaharu






1 Aquilaria 9 Jenis



2 Wikstroemia 3 Jenis



3 Gonyitylus 2 Jenis



4 Gyrinops 2 Jenis



5 Dalbergia 1 Jenis



6 Ebkleia 1 Jenis



7 Excoccaria 1 Jenis



8 Aetoxylon 1 Jenis

II. Ciri khas jenis pohon gaharu
No JENIS CIRI – CIRI KHAS PENYEBARAN NAMA LOKAL
1 Aquilaria malacecensis Lamk * Tinggi tanaman sd 60 m, d=120 cm; daun lonjong, ujung runcing, P = 68 cm, L=3-4 cm; batang licin, putih, kayu agak keras; biji bulat telor, warna hijau tua agak kuning 2.5-4 cm; tumbuh pada 0-700 m dpl Sumut, Bangka, Jambi,Sumbar,Riau Sumsel, Belitung, Kalimantan, Aceh, Bengkulu, Lampung Akhir, Gaharu, Garu, Halim, Alim, Karas, Kareh, Mengkareh, Baru, Gambil, Sigi-sigi
2 Aquilaria microcarpa Baill * Tinggi tanaman sd 40 m, D=80 cm; batang licin, putih, kayu lunak; daun agak lebar; tumbuh 200 m dpl. Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Bangka, Belitung Karas, Kareh, Engkareh, Garu, Tulang, Gaharu
3 Aquilaria microcarpa Baill * Tinggi tanaman sd 17 m, D=50 cm; batang licin, putih, kayu agak keras; daun lebih lebar, tumbuh dirawa-rawa 130 m dpl. Paling banyak di Maluku dan Papua Age (Papua), Las (Seram, Maluku)
4 Aquilaria beccarianan van Tiegh * Tinggi tanaman mencapai 30 m, D=40 cm; batang licin, putih, kayu agak keras; daun lebih lebar, tumbuh 0-850 m dpl. Paling banyak di Kalimantan dan Sumatera Selatan Mengkars putih, Gaharu, Gumbil Nyambak
5 Wikstroemia polyntha Meer Pohon dalam bentuk semak kecil, T=7 m, D=7.5 cm; helai daun tipis, bentuk daun elips, P=4-12 cm,L=2-6 cm; warna buah merah; tumbuh 0-2.200 m dpl Di Seluruh Indonesia Di Kalimantan Barat disebut Layak
6 Wikstroemia Tenuramis Mig. Pohon kecil, T=10 m, D=9 cm; dahan licin cokelat kemerahan; helai daun tipis, bentuk daun elips, P=4-14 cm, L=2-6 cm; warna buah hijau atau kuning oranye; tumbuh 0-1.600 m dpl di hutan rawa dataran rendah dan tinggi Jambi, Bangka, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Di Sumatera disebut Kayu Linggu, di Jambi disebut Gaharu Chandan, di Bangka disebut Menameng atau Tetanek.
  1. III. Fungsi gaharu

1 Anti Asmatik

2 Antimikroba

3 Stimulan Kerja syaraf

4 Obat sakit perut

5 Meningkatkan libido lelaki

6 Penghilang rasa sakit

7 Obat kanker

8 Obat ginjal

9 Penghilang stress

10 Obat lever

11 Obat diare

12 Obat malaria

13 Hepatitis

14 Sirosis

15 Antibiotik untuk TBC / Paru-Paru

16 Reumatik

17 Radang lambung
  1. IV. Kandungan gaharu





1 (- Agarofuran


2 Nor – ketoagarofuran


3 (-)- 10- Epi-y- eudesmos


4 Agarospirol


5 Jinkohol


6 Jinkohol-ermol

7 Kusunol

8 Dihydrokaranone


9 Jinkohol II


10 Oxo-agarospol (Naknishi,1981 & Ishihara 1991)


11 Noroxo –agarofuran


12 3,4 – dihydroxy


13 Dihydroagarufuran


14 P-methoxy-benzylacetone


15 Aquillochin


V. Lingkungan tumbuh gaharu

























 Bibit Gaharu

Pohon penghasil gubal wangi ini tumbuh di seluruh Indonesia dari hutan – hutan Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, hingga Nusa Tenggara. Lokasi tumbuhnya mulai dari laut hingga pegunungan antara 0-2.400 di atas permukaan laut (DPL). Kelembapan yang diinginkan antara 70-90%, suhu udara 28-34 o C dengan tipe Iklim A dan B, curah hujan antara 1.000-2.000 mm/tahun. Tempat tumbuh memiliki struktur dan tekstur tanah lempung berpasir, lempung, berbatu, podsoil merah kuning, tekstur remah, dengan kesuburan baik sampai kurang. Pohon tak dapat tumbuh pada lahan yang tergenang secara permanaen kecuali jenis Wikstroemia tenuramis Mig (chandan Jambi) yang memang tumbuh di rawa-rawa/payau di daerah Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi.

Pertumbuhan vegetatif hingga umur 3 (tiga) tahun, selanjutnya mulai fase berbunga. Pada fase awal, pohon penghasil gubal wangi ini tak tahan terhadap sinar matahari langsung. Oleh karenanya, untuk budidaya terpadunya sebaiknya di sebelah barat dan timur ditanami pohon pisang seperti pisang emas, pisang raja, pisang ambon. Selain itu, juga bisa ditumpangsarikan dengan tanaman lainnya, seperti nilam (7 bulan panen) atau sawi sehingga petani ada penghasilan lain dalam jangka pendek; di samping gaharu untuk penghasilan jangka panjang.
Setelah pohon usia pohon 3 tahun, sebaiknya cabang dipotong tinggalkan 3- 4 cabang. Pucuknya juga dipangkas setinggi 4 meter. Tujuannya agar perkembangan batang cepat dan di tempat potongan akan timbul gubal secara alami.
Fase berbunga dan berbuah (generatife) umumnya setelah berumur tiga tahun. Dalam satu tahun, tanaman akan berbunga dan berbuah satu kali, bahkan ada yang berbuah setiap dua tahun sekali, umumnya pada bulan Agustus-Januari. Hasil buah yang baik umumnya pada tanaman yang terkena sinar matahari langsung. Oleh karenanya, pelindung tanaman yang melibihi tinggi pohon gaharu kurang dianjurkan.
Kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh kondisi hara dan perawatan yang intensif, utamanya pemberian pupuk. Selain itu, juga bisa dibuat lubang NKA (Nutrisi Komponen Alami)/ Lubang Biopori untuk mempercepat kembang tumbuhnya tanaman dan sebagai resapan air. Sebab, pada awal masa pertumbuhan, pohon gaharu sangat butuh air yang cukup.

Sumber :  http://www.agrikaindoraya.com