Selasa, 30 Juli 2013

Kelapa Kopyor



Kelapa kopyor merupakan komoditas andalan yang bernilai ekonomi tinggi dan di cirikan oleh daging buah yang bertekstur gembur dan sebagian besar tidak melekat di tempurungnya serta rasa yang gurih pada buah yang muda. Di Filipina,  Jenis kelapa ini di sebut makapuno, di Srilangka dan Thailand disebut dikiri. Buah kopyor ini di duga berasal dari tanaman kelapa yang mengalami mutasi genetik secara alamiah. Kelapa berbuah kopyor adalah mutan kelapa yang ditemukan di antara populasi kelapa normal. Buah kelapa kopyor dapat dipasarkan dalam bentuk segar dan siap saji maupaun melalui pengolahan lebih dahulu
Di Indonesia, pemanfaatan kelapa kopyor lebih ditujukan untuk kebutuhan konsumsi bahan pangan berupa es kopyor, es krim kopyor, koktil, selei kopyor dan bahan campuran kue. Di Filipina, jenis produk yang dapat dihasilkan dari kelapa kopyor lebih beragam dan berkembang, antara lain makapuno coconut candy, pure makapuno preserve (buah kaleng), bokupai (kue kelapa) dan manisan. Produk produk ini telah di pasarkan secara luas di Filipina.
Hasil survei  yang di laksanakan Balitka pada tahun 2006 menunjukan bahwa kelapa kopyor  terdiri atas dua tipe, yaitu tipe Dalam dan tipe Genjah. Tipe Dalam terdapat di Kalianda (Lampung Selatan), Ciomas (Bogor), Sumenep dan Jombang (Jawa Timur) dan Pati (Jawa Tengah). Tipe Genjah terdapat di Pati (Jawa Tengah) yang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Dukuhseti, Margoyoso, Tayu,Wedarijaksa, Gembong dan Terangkil. Pertanaman kelapa kopyor ini dijumpai dalam bentuk tanaman tunggal dan populasi. Kelapa kopyar yang di tanam secara populasi dijumpai di Dukuhseti, Kabupaten Pati (Jawa Tengah), Sumenep (Jawa Timur), Ciomas (Bogor, Jawa Barat), Kalianda (Lampung Selatan), Riau dan Kalimantan Timur. Kelapa kopyor  yang di tanam secara individu terdapat di Kabupaten Pati , Jombang dan Sumenep.
Secara alami, tanaman kelapa kopyor  tipe Dalam hanya menghasilkan buah kopyor 1-2 butir per tandan. Hal ini disebabkan  kelapa tipe Dalam termasuk tanaman menyerbuk silang sehingga peluang bertemunya gen resisif  pada bunga betina dan serbuk sari relatif kecil. Kelapa kopyor tipe Genjah  menghasilkan buah kopyor  per tandam  lebih banyak dari tipe Dalam, kadang kadang dapat mencapai 50% hal ini disebabkan kelapa tipe Genjah termasuk tanaman menyerbuk  sendiri sehingga peluang  bertemunya gen resisif pada bunga betina dan serbuk sari lebih besar. 
 
Buah kelapa kopyor tipe Dalam terdiri atas 3 warna, yitu hijau, hijau kekuningan dan coklat, hijau kekuningan, sedangkan buah kelapa kopyor tipe Genjah terdiri atas 5 warna, yaitu; hijau, hijau kekuningan, coklat tua, coklat muda, kuning, (gading wulan) dan orange (gading). Berdasarkan tipe buah, kelapa kopyor dengan daging buah yang tebal dan buahnya berwarna hijau dan coklat memiliki rasa yang lebih enak dan gurih.
Perbanyakan kelapa kopyor dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, cara konvensional, menggunakan benih yang berasal dari tandan yang menghasilkan buah kopyor. Tanaman yang di perbanyak dengan cara ini apabila telah berproduksi hanya menghasilkan  1-2 butir/tandan. Cara ini telah dilakukan oleh petani di kabupaten Sumenep, Pati dan Lampung Selatan. Kedua cara in vitro, yaitu menumbuhkan embrio dari buah kopyor pada media tumbuh buatan dalam kondisi aseptik di laboratorium. Tanaman yang di hasilkan dengan cara ini akan menghasilkan 90% hingga 100% buah kopyor . Tanaman kelapa kopyor yang di perbanyak dengan cara ini telah di tanam di Ciomas (Bogor), Riau dan Kalimantan Timur.
Oleh karena sifat sifat menyerbuk silang, maka bibit kelapa kopyor tipe Dalam hasil teknik in vitro harus di tanam pada areal teisolasi dari pertanaman kelapa biasa. Jarak yang dapat di tolelir adalah 400 m. Sebaliknya karena sifat menyerbuk sendiri, bibit kelapa kopyor tipe Genjah dapat di tanam pada areal yang tidak terisolasi terlalu ketat seperti tipe Dalam.
Seperti halnya dengan jenis tanaman kelapa lainnya, tanaman kelapa kopyor dapat di serang hama dan penyakit. Jenis hama utama yang dapat menyerang tanaman kelapa kopyor, antara lain Plesispa rechei Chapuis, Brontispa longissima Gestro, Oryctes rhinoceros L. dan Artona catoxantha. Penyakit yang dapat menyerang tanaman kelapa kopyor, antara lain; bercak daun, busuk kering, busuk janur, pendarahan batang, busuk pucuk, gugur buah dan penyakit yang di sebabkan oleh Phytoplasma. Pengendalian hama dan penyakit saat ini adalah dengan cara pegendalian hama dan penyakit terpadu dengan konsepsi analisis ekonomi.
Perhitungan kelayakan invenstasi kelapa kopyor berdasarkan atas pedoman teknik budidaya kelapa secara umum, yang meliputi; pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Secara umum, usaha tani kelapa kopyor cukup menjanjikan tetapi investasi yang di lakukan harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan investasi. 

 

(Sumber: Buku Monograf Kelapa Kopyor, Balitka 2007).

Rabu, 24 Juli 2013

BUDIDAYA JAGUNG MANIS

Internet

Jagung manis dapat ditanam didaerah dataran rendah dan dataran tinggi sampai ketinggian 900 meter dpl.. Suhu ideal untuk pertumbuhan Jagung Manis adalah 21 – 30 derajat Celcius. Tanah yang baik adalah tanah yang subur dan gembur dengan pH antara 5-6.
Jagung manis membutuhkan sinar matahari yang cukup banyak dan lahan tidak boleh tergenang air.
Pada musim kemarau baik ditanam di sawah tadah hujan yang ada air sedikit dan musim hujan ditanam di lahan kering atau tegalan. Kebutuhan benih jagung Manis per hektar adalah 7 kg.
Pengolahan Tanah
Bersihkan areal dari rumput liar dan jerami yang tdk berguna, cangkul lahan sedalam 30 – 40 cm, buat garitan dengan jarak antar garitan 80 – 90 cm. Taburkan pupuk organic misalnya Bokashi kotoran ayam, kotoran kambing, 5- 10 ton/ ha. Semprotkan Solbi Agro dengan dosis 2 tutup per tangki dan disemprotkan merata pada tanah.
Tanaman jagung membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan memberikan hasil produksi yang baik. Air diperlukan saat penanaman, pembungaan (45–55 hari) dan pengisian biji (60–80 hari). Perlu diperhatikan drainase yang baik dan hindari tanaman tergenang air.
Pemupukan
Penanaman benih jagung manis dengan cara ditugal atau digarit, taburkan furadan diatas benih sebanyak 0,5 gram perlobang tanam, taburkan NPK dengan jarak 10 cm dari biji jagung sebanyak 2 gram per lubang:
7 – 15 hari setelah tanam dilakukan penyulaman, pemberian pupuk ZA 150 kg perhektar, SP – 36 300 kg/ ha, bila perlu semprot dengan Insektisida nabati. Semprotkan Solbi Agro dengan dosis 2 tutup pertangki, disemprotkan secara merata pada seluruh bagian tanaman.
25 – 30 hari setelah tanam dilakukan penyiangan sekaligus pengguludan, bila perlu di taburi lg Furadan 3G pada titik tumbuh sekitar 5 butir kicil per tanaman, semprot dengan Solbi Agro dengan dosis 2 tutup pertangki, disemprotkan secara merata pada seluruh bagian tanaman.
40 -45 hari setelah tanam dilakukan pemupukan dengan KCL lakukan penyemprotan bila ada hama yang sudah melebihi ambang ekonomi. Semprot dengan Solbi Agro dengan dosis 2 tutup pertangki, disemprotkan secara merata pada seluruh bagian tanaman.
50 – 55 hari setelah tanam, mulai seleksi tongkol atau pohon jagung, penyemprotan bila perlu pada ketiak daun. Pada saat ini usahakan kebun jangan terganggu karena akan mempengaruhi proses persarian. Semprot dengan Solbi Agro dengan dosis 2 tutup pertangki, disemprotkan secara merata pada seluruh bagian tanaman.
Proses Panen
75 – 80 hari setelah tanam adalah waktu yang tepat melakukan pemetikan / panen. Ciri jagung dapat dipanen: Kelobot (bungkus janggel jagung) berwarna cokelat muda dan kering serta bijinya mengilat.
Pemetikan Jagung manis sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Udara panas cenderung dapat mengurangi kandungan gula pada biji jagung manis . Untuk mempertahankan kadar gula lebih lama, selepas panen dari kebun harus segera masuk ke ruang pendingin pada temperature 1 – 5 derajat Celcius, ini akan mempertahankan kemanisan hingga 10 hari, yang paling ideal yaitu dengan perlakuan khusus, setelah panen jagung langsung diangkut ke gudang atau ruang pendingin dan langsung dilaksanakan penyortiran dan pengemasan dengan plastic roping film. Plastik ini berfungsi sebagai penjaga kelembaban, mencegah kehilangan air, memperpanjang kesegaran jagung manis.


Minggu, 14 Juli 2013

Teknik Budidaya Kacang Tanah

Di Indonesia, kacang tanah merupakan tanaman yang paling banyak ditanam setelah padi, jagung dan kacang kedelai. Budidaya kacang tanah (Arachis hypogaea) biasanya diaplikasikan sebagai tanaman sela ataupun tumpang sari. Seperti tanaman leguminosa lainnya, kacang tanah sering digunakan petani untuk memperbaiki kandungan nitrogen dalam tanah. Tanaman ini memiliki bintil akar tempat hidup bakteri rhizobium yang bisa mengikat nitrogen dari udara.
Budidaya kacang tanah cocok di daerah dengan curah hujan sedang. Curah hujan yang terlalu tinggi menyebabkan bunga sulit diserbuki dan zona perakaran terlalu lembab sehingga menyuburkan pertumbuhan jamur dan penyakit yang menyerang buah. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan saat perkembangan daun dan pembesaran buah. Budidaya kacang tanah idealnya berada di ketinggian 50-500 meter dari permukaan laut. Namun, tanaman ini bisa beradaptasi hingga ketinggian 1500 meter.
Budidaya kacang tanah efektif dilakukan pada tanah gembur dengan kandungan unsur hara kalsium (Ca), nitrogen (N), kalium (K) dan pospat (P) yang cukup. Derajat kesaman (pH) ideal bagi tumbuhan ini sekitar 5-6,3. Tanah gembur dengan struktur yang ringan sangat baik untuk perkembangan ginofor, bakal buah yang tumbuh memanjang ke dalam tanah.
Unsur Ca sangat dibutuhkan tanaman kacang tanah pada fase generatif. Ketersediaan unsur ini sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman dalam menghasilkan kacang. Dalam metode pertanian organik, unsur Ca bisa dipenuhi dari penambahan kapur pertanian atau dolomit saat pengolahan lahan. Pada lahan yang mempunyai keasaman tinggi atau lahan basah, keperluan untuk menambahkan kapur lebih tinggi dibanding lahan kering ber-pH netral.
Perlu dicatat juga, meskipun tanaman kacang tanah mempunyai bintil akar tempat bakteri Rhizobium berkembang, tanaman ini tetap membutuhkan unsur N terutama di awal tanam. Selanjutnya, bakteri Rhizobium bisa menyediakan unsur N hingga 75-85% dari kebutuhan.

Pemilihan benih kacang tanah

Kiat budidaya kacang tanah organikBenih kacang tanah didapatkan dari kacang yang dibiarkan sampai tua, kira-kira 100 hari. Buah yang siap dijadikan benih warnanya kehitaman dan apabila dibuka tidak memiliki selaput pada bagian dalam cangkang. Setelah benih dipanen, sortasi terlebih dahulu kemudian jemur selama 4-5 hari. Untuk menjaga kualitasnya, benih kacang tanah sebaiknya disimpan selama 3-6 bulan saja. Cangkang kacang sebaiknya tidak dikupas selama masa penyimpanan. Buka cangkang hanya apabila benih akan digunakan. Benih yang paling baik untuk ditanam adalah benih yang baru.

Pengolahan tanah

Untuk mendapat hasil maksimal, tanah tempat budidaya kacang tanah harus digemburkan terlebih dahulu dengan dibajak hingga menjadi butiran halus. Kemudian tambahkan kapur sebanyak 2 ton per hektar. Campurkan secara merata dengan tanah yang telah dibajak, diamkan selama 2 hari.
Gunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos sebagai pupuk dasar. Apabila tersedia, gunakan campuran pupuk kandang dari kotoran ayam dengan kotoran kambing atau sapi. Campurkan dengan tanah secara merata. Budidaya kacang tanah bisa dilakukan dengan bedengan atau tanpa bedengan. Bedengan diperlukan apabila lahan yang digunakan rawan tergenang air. Drainase yang baik diperlukan untuk menjaga kesehatan tanaman.
Penanaman kacang tanah dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak tanam 25×25 cm. Isi setiap lubang dengan satu butir benih. Diperlukan sekitar 50 kg benih untuk satu hektar luasan tanam. Setelah benih ditanam, siram setiap pagi dan sore. Kacang tanah akan berkecambah setelah 4-7 hari.

Perawatan dan pemupukan

Kacang tanah sudah tumbuh serempak setelah satu minggu dan mulai berbunga pada umur 20 hari dan berlanjut hingga umur 75 hari. Hanya bunga yang keluar diatas umur 30 hari yang akan menjadi polong. Setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan, akan tumbuh ginofor atau bakalan buah pada hari ke-3 sampai ke-4. Kemudian ginofor tersebut akan menuju dan menembus tanah untuk membentuk polong.
Perawatan yang diperlukan pada saat tanaman berbunga antara lain, pemberian pupuk tambahan. Sebaiknya tambahkan pupuk yang banyak mengandung posfor, supaya buahnya bagus dan banyak. Selain itu, lakukan penyiangan dan pembubunan tanah sehingga menutupi akar, batang dan daun bagian bawahnya. Hal ini bertujuan untuk memperbanyak biji.
Beberapa hama yang biasanya menyerang tanaman kacang tanah antara lain uret (pemakan akar), ulat penggulung daun, ulat grayak, dan ulat jengkal. Sedangkan, jenis penyakit yang sering dijumpai adalah penyakit layu, sapu setan, bercak daun, gapong, sklerotium, dan penyakit karat. Pengendalian hama dan penyakit tersebut adalah dengan melakukan olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman. Tanaman berpenyakit dicabut, dibuang dan dimusnahkan, sanitasi lingkungan dan menanam varietas tanaman yang tahan penyakit.

Panen budidaya kacang tanah

Kacang tanah dipanen pada umur 90 hari setelah tanam. Ciri-ciri fisik kacang tanah siap panen antara lain batangnya mengeras, daun mulai menguning dan berguguran. Selain itu kita juga bisa mengambil sampling dan memeriksa secara langsung apakah bijinya sudah terisi penuh atau tidak.


Sumber :  http://www.alamtani.com/

Selasa, 09 Juli 2013

Teknik Budidaya Anggur

cara Budidaya anggur, budidaya anggur, cara menanam anggur

Untuk mendapat hasil yang maksimal dari buah tanaman anggur maka kita harus mengetahui hal-hal apa saja yang mendorong perkembangan tanaman tersebut supaya tumbuh dengan sempurna. Di bawah ini akan dibahas beberapa hal yang penting untuk melakukan budidaya anggur.

Iklim

Tanaman anggur sangat baik apabila di tanam di daerah yang memiliki ketinggian tanah yang tidak terlalu tinggi di atas permukaan laut, seperti di tepian pantai yang memiliki musim kemarau yang cukup panjang antara 4-7 bulan.

Hal-hal dapat mempengaruhi tanaman anggur yang cukup besar pengarunya yaitu, angin yang terlalu kencang sangat tidak bai, curah hujan yang baik adalah 800 mm/tahun, sinar matahari yang banyak atau udara kering sangat baik untuk pertumbuhan vegetative dan pembuahan, serta suhu yang harus stabil ialah 31°C pada siang hari, dan 23°C untuk suhu malam hari dengan kelembaban udara 75%-80%.

Media Tanam

Media tanam yang baik untuk tanaman anggur ialah tanah yang mengandung pasir, lempung, gembur, subur, dan banyyak mengandung humus serta unsure hara yang dibutuhkan tanaman anggur. Untuk derajat keasaman anggur yaitu 7 (netral).

Ketinggian Tempat

Tanaman anggur akan tumbuh dengan baik apabila ditanam di daerah yang memiliki ketinggian tanah 5-1000 m dpl. Ketinggian tanah yang baik untuk tanama anggur jenis Vitis vinifera, yaitu 1-300 m dpl. Sedangkan untuk  jenis Vitis labrusia, yaitu 1-800 m dpl.

Persiapan  Benih

Benih untuk tanaman anggur dapat diperoleh dengan dua cara, generative (biji) dan vegetatif seperti, cangkok, setek cabang, setek mata, dan penyambungan. Namun pengadaan bibit anggur yang cukup mudah  yaitu dengan setek. Bibit setek yang  baik mempunyai ciri sebagai berikut:
  1. Panjang setek sekitar 25 cm
  2. Yang terdiri dari 2-3 ruas dan diambil dari pohon induk yang sudah berumur diatas satu  tahun.
  3. Bentuknya bulat berukuran sekitar 1 cm
  4. Kulitnya berwarna cokelat muda dan cerah dengan bagian bawah kulit berwarna hijau, berair, dan bebbas dari noda-noda hitam
  5. Mata tunas yang sehat berukuran besar dan tampak padat, sedangkan mata tunas yang tidak sehat ukurannya kecil dan ujungnya tampak memutih seperti kapuk.
Bibit dari setek yang akan ditanam harus sudah memiliki akar yang cukup panjang, yaitu sekitar 10 cm dan telah memiliki dua lembar daun yang telah berkembang penuh.

Cara Menyemai Benih

Dibawah ini cara menyemai  benih yang berasal dari benih vegetative (setek) :
  1. Ranting yang akan disetek dipilih yang sudah berwarna cokelat dengan ukuran kira-kira sebesar pensil. Kemudian, ranting tersebut di potong-potong. Setiap potong ranting terdiri atas tiga tunas.
  2. Bibit di semai terlebih dahulu di dalapot atau di tempat lain, dengan waktu lima hari
  3. Kemudian pindahkan bibit pada media semai yang lebih besar atau memakai polybag dengan media tanam tanah, pupuk kandang, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
  4. Setelah daun telah mengembang sempurna, polybag bisa dipindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari
  5. Selama dalam persemaian tanaman anggur siram setiap hari, tapi jangan sampai airnya menggenang. Penyemaian diletakan di tempat teduh dan lembab hanya waktu dua bulan. Selama dua bulan biasanya tanamman anggur akan tumbuh dan berakar banyak sehingga siap untuk ditanam
  6. Penanaman pada lahan terbuka dilakukan pada awal musim kemarau

Langkah-langkah cara memper oleh bibit dengan dicangkok:
  1. Sediakan media cangkok yang terdiri dari pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1
  2. Pilih ranting yang akan dicangkok yang sudah berwarna cokelat, dengan ukuran jari kelingking, dan lurus
  3. Kemudian ranting dikupas dengann panjang 3 cm
  4. Bersihkan lender yang menempel pada ranting dan biarkan sampai mongering. Setelah kering bunkus dengan media cangkokak dengan ukuran segengam tangan, balutan bungkus dengan plastic bening dan ikat denga raffia
  5. Dua minggu setalah pencangkokan akar sudah mulai tumbuh. Dan dua minggu selanjutnya cangkokan sudah dapat di potong
  6. Kemudian cangkokan tanam di polybag yang berukuran 20 cm x 20 cm selama dua minggu. Dengan media tanam pasir, pupuk kandang atau humus dengan perbandingan 1 : 1
  7. Sebelum dipindahkan ke dalam polybag, plastic pembungkus cangkokan di sayat-sayat agar akar dalam cangkokan tidak terhambat pertumbuhannya
  8. Polybag ini setiap hari harus disiram dan simpan di tempat teduh selama dua minggu. Setelah itu cangkokan siap di tanam di lahan terbuka atau kebun

Pengolahan Lahan atau Kebun

Lahan pertama-tama dibersihkan , kemudian cangkul lahan supaya gembur dan subur, pH untuk tanaman anggur harus normal (tidak terlalu asam taupun kurang), buat jarak tanam dengan ukuran 60 x 60 cm. biarkan lubang tanam supaya terkena sinar matahari selam 2-4 minggu. Jangan sampai lahan ini terhalang oleh pohon lain untuk mendapatkan sinar matahari yang penuh.

Cara Menanam Anggur dan Memeliharanya

Setiap bibit sediakan ajir supaya tanaman anggur dapat merambat ke atas, dan sediakan juga penopang atau hamparannya di atas dengan ketinggian 2 m.

1.    Penyulaman dan Penjarangan

Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau sakit, maka harus segera diganti. Pemeriksaan ini dalukan setiap hari pada saat penyiraman dilakukan agar tanaman anggur dapt tumbuh sempurna.

Penjarangan dialkukan setelah tanaman anggur mulai berbuah, hal ini sangat penting dilakukan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Buah yang dibuang yaitu buah yang memiliki ciri sebagai berikut, bertangkai panjang, bentuknya tidak sempurna, berada di sebelah dalam, dan buah terbentuk tanpa adanya persarian.

Penjarangan dilakukan dua kali, tahap pertama dilakukan pada tanaman berumur satu bulan setelah ada pentil dan tahap kedua dilakukan dua minggu setelah penjarangan tahap pertama.

Agar kualitas buah tetap terjaga perlu dilakukan pembrongsongan (pembungkusan) buah. Pemberongsongan dilakukan apabila dalam satu dompel (setangkai) terdapat dua atau tiga buah yang sudah masak. Pembungkusan bisa memaskai kertas semen atau karton.

2.    Pennyiangan

Penyiangan dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan tanaman dari tanaman pengganggu atau gulma. Dan pupuk yang diberikan tidak diambil tanaman pengganggu.

3.    Perempalan

Perempalan ialah cara untuk membuang tunas yang tidak perlu dan membiarkan satu tunas yang baik sebagai batang pokok, perempalan dibagi dua ada perempalan bentuk dan perempalan untuk pembuahan.

4.    Pemupukan

Ada  dua masa pemupukan, yaitu sebagai berikut:
  • Pemupukan tanaman muda (0-1 tahun), umur 0-3 bulan, 10 gram urea dilakukan 10 hari sekali, umur 3-6 bulan, 15 gram urea dilakukan 15 hari sekali, umur 6-12 bulan, 50 gram urea. Cara pemberian pupuk dengan larikan melingkar sekeliling tanaman dengan diameter 10-20 cm.
  • Pemupukan tanaman dewasa (1 tahun – seterusnya), umur 21 hari sebelum perempalan 5 kaleng pupuk kandang, umur 11 hari sebelum perempalan 80 gram TSP atau 100 gram ZK, umur 7 hari sebelum perempalan 100 gram urea.

5.    Pengairan dan Penyiraman

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman ialah, tanaman tidak suka genangan air, tanam anggur membutuhkan pengairan mulai dari penanaman sampai pemangkasan, menjelang pemangkasan pemberian air dihentikan, setelah pemangkasan, 2-3 hari sebelumnyadiberi air kembali sammpai ujung ranting, pemberian air diberikan sampai buahnya hampir masak. Setelah buah mulai tua, pemberian air dihentikan agar buah tidak pecah dan busuk.

6.    Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan insektisida dilakukan unyuk mencegah hama yang mengganggu tanaman anggur. Penyemprotan insektisida harus dihentikan 15 hari sebelum masa panen.

7.    Pengaturan Bunga

Setelah dua minggu pemangkasan pembuahan, cabang tersieryang baru tumbuh akan mengeluarkan sulu-sulur pembentukan bunga yang keluar darimata ke 3,4, dan 5. Jika ada cabang tersier yang tidak mengeluarkan sulur, dapat diadakan pemotongan kembali dengan meninggalkan mata  tunas.
Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan sulur. Cabang tersier yang baru muncul disisakan satu sulur saja agar menghasilkan rangkaian bunga yang besar dan buahnya bermutu tinggi.

Sumber :  http://bestbudidayatanaman.blogspot.com


Manfaat daun jeruk purut

jeruk-purut
Jeruk Purut
Jeruk purut (Citrus hystrix DC, kaffir lime, kieffer lime, makrut, magrood), adalah komoditas rempah, dan penghasil minyak asiri yang cukup penting. Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah daun, dan kulit buahnya. Sebagai komoditas rempah, keberadaan daun dan buah jeruk purut cukup penting, namun dalam volume yang sangat kecil.
Ciri khas daun jeruk purut adalah terdiri dari dua bagian, dengan lekukan di tengahnya. Hingga sepintas, daun jeruk purut tampak seperti terdiri dari dua daun. Di atas daun pertama, tumbuh daun kedua yang berada di bagian atasnya. Warna daun jeruk purut hijau tua, dengan aroma harum dan tajam. Ciri khas buah jeruk purut, adalah kulitnya yang kasar, berlekuk-lekuk tak beraturan, dengan warna hijau tua. Meskipun kulit buah bisa menjadi kuning setelah masak, dalam praktek buah jeruk purut selalu dipanen ketika kulitnya masih hijau, tetapi buahnya sudah cukup tua. Bahkan di dataran rendah, buah jeruk, tidak pernah bisa menjadi kuning.
Di Thailand, jeruk purut merupakan komoditas penting, dan sudah dibudidayakan secara massal dalam skala komersial. Meskipun daun dan kulit buah jeruk purut bisa digunakan sebagai bumbu dalam keadaan kering, para juru masak di Thailand, cenderung menyukai daun dan kulit buah yang masih segar. Karenanya, komoditas daun jeruk purut diperlukan dalam keadaan segar, setiap hari, namun dalam volume yang terbatas. Dalam kemasan dan ruang penyimpanan yang baik, daun jeruk purut bisa bertahan selama sekitar satu minggu. Sementara buah dalam keadaan utuh, bisa bertahan untuk jangka waktu sekitar dua minggu.
# # #
Jeruk purut termasuk tanaman yang sangat lamban pertumbuhannya. Terlebih pada umur-umur awal. Namun setelah tanaman berumur lebih dari lima tahun, petani tinggal menikmati hasil, tanpa mengluarkan banyak uang untuk biaya perawatan. Tanaman jeruk purut berupa perdu, setinggi 3 – 5 meter, dengan tajuk yang tidak beraturan. Daun tumbuh berhadap-hadapan di sepanjang ranting, namun tidak pada  posisi sejajar. Seperti pada jenis jeruk lainnya, bunga tumbuh pada ujung ranting membentuk malai, namun dengan umur yang berlainan. Hingga mekarnya bunga tidak terjadi serentak. Akibatnya, tingkat kemasakan buah dalam satu ranting juga akan bervariasi.
Daging buah jeruk purut berwarna hijau keputihan, dengan air buah bening seperti halnya jeruk nipis. Di dalam daging buah itu terdapat cukup banyak biji. Biji ini bisa tumbuh ketika disemai, namun perkembangan semaian lebih lanjut, akan sangat lamban kemudian mati. Maka budi daya jeruk purut idealnya dengan menggunakan benih sambungan, dengan batang bawah Rough Lemon (Citrus jambhiri). Sentra produksi benih jeruk, termasuk jeruk purut, terdapat di Kab. Purworejo, Jawa Tengah. Harga benih jeruk purut di tingkat penangkar, berkisar antara Rp 5.000 sd. Rp 10.000. Sebenarnya jeruk purut juga bisa dicangkok, namun pertumbuhan benih asal cangkokan juga tidak secepat benih sambungan.
Pada awal penanaman, jeruk purut memerlukan naungan sampai tingkat kerapatan 50%. Di lahan terbuka dengan dengan intensitas sinar metahari mencapai 100%, pertumbuhan jeruk purut justru agak lamban. Produksi daun memang relatif tinggi, namun pertumbuhan cabang dan ranting agak lamban. Dengan adanya naungan, produksi daun sedikit terhambat, namun pertumbuhan cabang dan ranting lebih pesat. Sebab tanaman akan cenderung mengejar sinar matahari, hingga cabang serta rantingnya akan memanjang. Baru setelah tanaman setinggi sekitar 2 meter, naungan dikurangi, hingga kerapatan mencapai 20 sd. 30%. Naungan ini cukup penting, sebab di lahan terbuka 100%, daun jeruk purut justru akan menyempit, dan berwarna agak kekuningan.
Panen daun jeruk purut bisa dilakukan setiap hari. Di Indonesia, jeruk purut masih merupakan tanaman pekarangan, dengan populasi hanya satu dua pohon per individu. Pedagang akan membeli daun jeruk purut itu dengan sistem tebasan, kemudian memanen daun tua sampai habis. Akibatnya, produksi daun selanjutnya justru akan terhambat. Di Thailand, panen daun jeruk nipis dilakukan dengan pemetikan manual satu persatu, dipilih yang bentuknya sempurna, dengan ukuran seragam. Daun jeruk akan langsung dikemas dalam stereofoam, ditutup plastik, dan disimpan dalam cold storage selama pengangkutan untuk tujuan ekspor. Kecuali panen daun jeruk purut untuk konsumsi lokal, biasanya tanpa pengemasan seperti untuk ekspor.
# # #
Daun dan kulit buah jeruk purut, terutama dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Masakan seafood, dan ikan air tawar, mutlak memerlukan daun jeruk purut, untuk menetralkan bau amisnya. Memasak bumbu urap di Indonesia, juga menggunakan bumbu daun atau kulit buah jeruk purut, untuk menetralkan bau terasi di dalam bumbu tersebut. Daun jeruk purut biasanya digunakan sebagai bumbu bersamaan dengan batang sereh dapur. Di Indonesia, penggunaan daun jeruk purut sebagai bumbu, masih belum seintensif di Thailand, dan juga Malaysia. Hingga di warung dan tulang sayuran, keberadaan daun jeruk purut masih belum kontinu. Kalau pun ada, kualitas daun jeruk purut itu masih belum sebaik di Thailand danMalaysia.
Selain untuk bahan bumbu, daun dan kulit buah jeruk purut juga bisa didestilasi (disuling) untuk diambil minyak asirinya. Kafir Lime Oil merupakan minyak asiri dengan nilai cukup bagus. Di Thailand, daun dan buah jeruk purut yangberukuran kecil dan berpenampilan kurang menarik, tidak dipasarkan dalam bentuk segar untuk bumbu, melainkan disuling untuk diambil minyaknya. Destilasi daun dan kulit buah jeruk purut harus dipisahkan, sebab kualitas dan harga minyaknya di pasar internasional dibedakan. Pengambilan minyak daun dan kulit buah jeruk purut dilakukan dengan cara pengukusan biasa. Buah yang akan didestilasi kulitnya, daging buahnya dibuang. Biasanya air buah itu terlebih dahulu diambil, untuk keperluan bumbu masakan juga.
Budidaya jeruk purut relatif tidak memerlukan perawatan, seperti halnya pada budidaya jeruk buah (keprokm siam, manis). Tanaman muda cukup dipupuk dengan 1 kg pupuk kandang dan 0,1 kg urea, dengan interval empat bulan sekali. Pada tanaman di atas umur lima tahun, dosis pupuknya dinaikkan dua atau tiga kali lipat, tergantung tingkat kesuburan tanaman. Jeruk purut menghendaki pengairan yang cukup, agar bisa tetap dipanen daunnya pada musim kemarau. Sebab harga daun jeruk purut, akan tinggi pada musim kemarau. Sebab pada musim kemarau, produksi daun akan menurun. Namun dengan pengairan cukup, produksi daun, dan juga buah, justru akan meningkat pada musim kemarau. (R) # # #

Teknik Budidaya Jeruk Purut

Jeruk purut ternyata dapat menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Namun, fenomena ini tak dibaca dengan baik oleh kebanyakan orang.
“Dalam negeri saja, kita masih kesulitan mencari jeruk purut. Padahal permintaan tak hanya datang dari dalam negeri. Terlebih, untuk perusahaan yang bahan produksinya berbahan dasar jeruk purut,” kata Pembudidaya Jeruk Purut di Batu – Malang, Prambudi.

Sedikitnya pembudidaya jeruk purut di Tanah Air, karena kurangnya informasi tentang peluang dan manfaatnya secara umum. Melakukan budidaya jeruk purut, kata Prambudi, tidaklah sesulit yang dibayangkan. Bahkan ia mengawali budidaya jeruk purut ini, hanya bermodal dengkul alias tak banyak modal.

PERAWATAN DASAR JERUK PURUT
Dalam proses budidaya jeruk purut, menurut Prambudi, pada dasarnya tak banyak perbedaan dengan perlakuan jeruk pada umumnya. Penerapan beberapa treatment yang dapat dilakukan, diantaranya adalah:

1. Pemangkasan Cabang Jeruk Purut
Selama proses pemangkasan, ada beberapa faktor yang diperhatikan. Misalnya, perhitungan keuntungan yang meliputi stabilitas produktifitas tanaman, kemampuan hidup dan kualitas buah, perkembangan hama dan penyakit terhambat serta perawatan kebun.

Hal ini dibarengi juga dengan teknik pemangkasan, yaitu pangkas dasar dan pangkas pemeliharaan. Untuk pangkas dasar, merupakan pemangkasan yang dilakukan setelah tinggi tanaman telah melebihi 60 cm. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan percabangan dan bentuk pohon yang lebih baik, agar selanjutnya dapat berproduksi optimal dan memudahkan perawatan kebun.

Pemotongan batang utama, pemeliharaan tunas, kemudian pemilihan dan pemeliharaan cabang utama merupakan tahapan pemangkasan dasar. Sedangkan untuk pangkas pemeliharaan, dilakukan bersamaan atau setelah panen.
Tujuannya, untuk menjaga kesehatan, kestabilan produksi dan kualitas buah, serta untuk peremajaan dan pembentukan profil pohon.

2. Penjarangan Buah Jeruk Purut
Penjarangan pada pohon yang mempunyai buah lebat bertujuan untuk memperbaiki kualitas buah dan kestabilan pada musim panen berikutnya. Artinya, waktu yang ideal untuk proses penjarangan dilakukan pada saat diameter buah mencapai 1-2 cm.
3. Syarat Tumbuh Jeruk Purut
Mengingat, kelangsungan hidup dan optimalnya produktifitas tanaman bergantung pada perlakuan tumbuhnya, maka terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Misalnya kondisi iklim, media tanam, dan ketinggian tempat.
Untuk iklim, misalnya. Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah, sehingga alternatif untuk daerah dengan intensitas dan kecepatan anginnya lebih dari tingkat standar, sebaiknya tinggi tanaman penahan angin ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.

Demikan halnya dengan penerapan media tanam. Idealnya untuk jeruk purut, tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan cukup humus, tata air, dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan Latosol juga merupakan alternatif lain yang cocok untuk budidaya jeruk.

Itu didukung pula dengan kadar air tanah yang optimal ada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah, dimana tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30°. Dalam hal ketinggian tempat, untuk tanaman jenis jeruk purut ini akan dapat tumbuh baik di ketinggian 1–400 m dpl.
PROSES TANAM JERUK PURUT
Sebagai persyaratan benih bibit jeruk purut yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif, yaitu berupa penyambungan tunas pucuk, dimana sistem pembibitan ini biasa ditanam di area pesawahan dan lahan berlereng. Namun jika ditanam di area perbukitan, dapat menggunakan alternatif tanam dengan membuat sengkedan.

Sedangkan untuk lahan yang akan ditanami, sebaiknya dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Untuk ukuran jarak tanam idealnya 6×7 m, disesuaikan dengan karakter pertumbuhan jeruk purut.
Dalam pembuatan lubang tanam pun membutuhkan teknik khusus, yaitu hanya dapat diterapkan pada tanah yang belum diolah dalam jangka waktu 2 minggu, dimana tanah bagian dalam dipisahkan dari lapisan atas (setinggi 25 cm).

“Dengan aplikasi tanah yang berasal dari lapisan atas dan dicampur pupuk kandang. Setelah penanaman, tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Demikian halnya dengan bedengan berukuran 1x1x1 m hanya dibuat jika jeruk purut ditanam di area tanah sawah,” ungkap Prambudi.

Berbeda dengan tanaman jenis lain, teknik penanaman bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau. Tapi, menurut Prambudi, sebaiknya ditanam di awal musim hujan.
Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa, agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang.

Sebagai alternatif tumpang sari – sebelum tanaman berproduksi – dapat ditanam tanaman sela, seperti kacang-kacangan atau sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput atau tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk. [santi]

ANALISA USAHA BUDIDAYA
Biaya produksi
  • Sewa lahan 15 tahun            @ Rp 1.000.000  Rp 15.000.000
  • Bibit 400 tanaman                @ Rp 5.000        Rp 2.000.000
  • Pupuk Kandang 67 m2          @ Rp 15.000      Rp 1.005.000
  • Pupuk Urea 80 kg                @ Rp 5.000        Rp 400.000
  • Pupuk SP 65 kg                   @ Rp 5.000        Rp 325.000
  • Pupuk ZK 26 kg                   @ Rp 5.000        Rp 130.000
  • Pupuk Daun 3 liter               @ Rp 54.000       Rp 162.000
  • Obat dan Pestisida                                        Rp 3.000.000
  • Peralatan Rp 500.000 (+)
Jumlah Total Produksi                                         Rp 41.382.000

KETERANGAN MASA PANEN JERUK PURUT
  1. Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal. Biasanya berumur antara 28–36 minggu dan panen optimal pada tahun ke-3.
  2. Perkiraan Produksi, rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun.
  3. Perhitungan produksi belum termasuk daun yang juga dapat dimanfaatkan.

Senin, 08 Juli 2013

Teknik Budidaya Ubi Jalar

budidaya ubi jalar, cara menanam ubi jalar, panduan menanam

Ubi jalar atau Ketela rambat merupakan jenis tanaman yang banyak dibudidayakan untuk dimanfaatkan umbinya. Umbi dari tanaman ini merupakan penghasil karbohidrat tinggi, oleh sebab itu bisa dijadikan salah satu makanan alternatif. Selain umbinya, daun tanaman ini juga bisa dimanfaatkan untuk disayur. Beberapa jenis ubi jalar juga dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena keindahan corak dan warna daunya. tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada lahan dengan ketinggian 500 – 1000 m dpl, dengan suhu optimal 250 – 270 derajat celcius, curah hujan 750 – 1500 mm/tahun dan pH tanah berkisar 5,5 – 7,5. Jenis tanah pasir berlempung, gembur, memiliki kandungan organik tinggi dan drainase baik sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman ini.

Pengolahan Tanah

Pada tahap awal untuk budidaya  ubi jalar adalah mengolah tanah yang akan dipakai untuk lahan tanam, karena faktor tanah sangat berperan penting dalam setiap pertumbuhan tanaman.
Pengolahan tanah untuk budidaya ubi jalar sama halnya seperti pengolahan tanah untuk tanaman lain, tujuannya yaitu agar tanah gembur, bebas dari hama dan subur.

Langkah pertama, pecah dan gemburkan tanah supaya sirkulasi air dan udara menjadi baik dan lancar. Air dan udara dibutuhkan oleh tanaman termasuk umbi jalar. Pada tanah yang gembur, bibit mudah tumbuh bertunas, akar mudah berkembang dan menembus tanah, dan umbi-umbi pun akan tumbuh tanpa kesulitan.

Langkah kedua, mematikan rumput dan gulma serta mengusir hama yang bercokol di dalam tanah. Dalam mengolah tanah, rumput-rumputan dan gulma hendaknya dibersihkan dan dipendam didalam tanah.

Hama-hama hendaknya dapat ditangkap dan basmi. Rumput dan gulma serta hama yang mati terpendam dan membusuk dalam tanah justru akan menjadi humus.

Langkah ketiga, pada saat mengolah tanah sebaiknya sekaligus dengan pemberian pupuk awal yaitu dengan mencampurkan pupuk kandang atau kompos dengan pasir. Tanah yang cocok untuk tanaman ubi jalar adalah tanah yang bercampur pasir. Pasir dicampur dengan kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2 : 2.

Penanaman ubi jalar dapat dilakukan pada tanah jenis tegalan maupun sawah. Karena kedua jenis tanah tersebut berbeda maka cara pengolahannya pun berbeda juga.

Cara pengolahan lahan tegalan

Cara pengolahan lahan tegalan, tanah dicangkul dan dicampur dengan pupuk dan pasir, kemudian buatkan larikan-larikan dalam bentuk bedengan-bedengan, dengan ukuran lebar 50 cm dengan panjang sesuaikan dengan lahan yang ada, dan tinggi dari dasar selokan 40 cm.

Kemudian antara bedengan dibuatkan selokan dengan lebar 30 cm, panjang sesuai dengan panjang bedengan, dan tinggi 40 cm. Setelah jadi bedengan, biarkan bedengan-bedengan tersebut antara 1 ssampai 3 hari agar tanah terkena sinar matahari dan angin dan embun, sehingga tanah lebih kesat dan pecah menjadi agak lembut. Setelah itu barulah tanah ditanami.

Cara pengolahan lahan sawah

Pada lahan sawah tanah dibiarkan supaya agak kesat dan tidak terlalu basah, kemudian tanah dibajak terlebih dahulu supaya jerami bekas padi tertimbun dan dibiarkan tanah mengalami proses penguapan, biarkan prose situ selama seminggu.

Setelah tanah tersebut kesat dan kadar air sudah mengurang lakukan pencangkulan, hal inni untuk menghancurkan tanah yang menggumpal karena dibajak sekaligus membersihkan sisa jerami.
Setelah tanah gembur dan longgar, maka lakukan pencangkulan kedua dengan tujuan mencampurkan antara pupuk dan pasir pada lahan, dan sekaligus membuat bedengan-bedengan dengan ukuran yang sama seperti di lahan tegalan.

Pemupukan awal

Pemupukan awal sebetulnya sudah dilakukan pada tahap pengolahan tanah, namun untuk memaksimalkan pemberian pupuk bisa dilakukan kembali setelah bibit ditanam selam seminggu. Dan pupuk yang diberikan adalah untuk merangsang tumbuh akar dengan dosis ¼ dari dosis pemakain normal.

Pemupukan dilakukan dengan penyemprotan tentunya dengan pupuk cair yang dicampur air, namun yang perlu diperhatikan pada saat penyemprotan tanah jangan sampai terlalu basah, karena akan mengakibatkan lembab dan busuk pada pangkal bibit.

Jika tanaman umbi jalar dalam waktu seminggu sudah tampak bersemi segar dan tampak pucuk batang mulai menampakan tunas baru, maka pemupuk awal tidak usah dilakukan.

Pemilihan Bibit

Bibiy ubi jalar bisa berupa potongan-potongan umbi dan dapat berupa batangnya. Jika bibit dari umbi dibutuhkan umbi yang besarnya seukuran bola tenis. Namunjika bibit yang akan ditanam berupa batang, hendaknya sudah dibuat potongan-potongan sepanjang 25-35 cm, dengan ruas sekitar 5-6 ruas.
Sisakan 2 atau 3 helai daun pada bagian pucuk. Umbi maupun batang yang akan dijadikan bibit harus bebas dari jamur, hama, dan penyakit.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka pilih bibit dari varietas yang memiliki kualitas unggul, seperti, varietas Borobudur atau prambanan, varietas samarinda atau nanas putih.
Bibit ubi jalar yang berupa batang sebaiknya dipilih batang yang masih muda. Diambil dari ujung batangnya. Jika batang sudah tua hasilnya kurang bagus, karena pertumbuhan lambat dan batang lekas mongering.

Cara Menyemai Bibit

Pilih lahan yang subur dan gembur, kemudian buat bedengan-bedengan seperti biasa. Pilih umbi yang sehat, dengan bentuk bulat yang normal dan berkualitas halus, kemudia potong umbi-umbi tersebut menjadi dua.
Sebelum potongan umbi tersebut ditanam, bedengan dibasahi dulu supaya lembab. setelah itu umbi-umbi dibenamkan. Setelah 20 hari sampai 30 hari akan tumbuh tunas tetapi hanya bagian yang atas ssaja. Pada umur 70 hari dapat diambil stek batangnya untuk ditanam.

Tunggak bekas potongan batang (batang dari umbi) dari persemaian tersebut harus di jaga jangan sampai rusak apalagi terkena penyakit, karena nantinya akan tumbuh tunas lagi, dan tunas-tunas tersebut bisa kita tanam kembali. Kualiatas yang baik hanya 1-3 kali tunas awal dan tunas-tunas selanjutnya jangan digunakan kaerena kualitasnya kurang baik.

Waktu Penanaman

Waktu penanaman ubi jalar bisa kapan saja, namun akan lebih baik lagi apabila waktu penanaman disesuaikan dengan kondisi iklim. Untuk penanaman di tanah tegalan waktu yang baik adalah bulan Februari dan akan di panen pada bulan Juni. Penanaman kedua dilakukan pada bulan Juli dengan masa panen bulan Oktober .
Sedangkan untuk penanaman dilahan sawah waktu yang tepat adalah bulan Maret atau april dengan masa panen sekitar bulan Juli atau agustus.

Budidaya Ubi Jalar, Menanam Ubi Jalar, Budiday Ketela Rambat.


Cara Penanaman



Sebelum penanaman bibit, sebaiknya pada tanah kering, selokan diisi air terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar tanah pada bedengan mendapat resapan air dan menjadi lembab.
Setelah lebab bedengan-bedengan dibuat alur atau lajur dengan membuka beberapa cm cekungan dengan jarak antara lajur sesuai dengan aturan tanam. Setelah lajur jadi, bibit dimasukan sebagian bagian pangkalnya dan ditimbuni dengan tanah yang mawur (campuran kompos, pupuk kandang, dan pasir). Jarak antara bibit 30 cm. setelah penanam selesai, maka sebaiknya air dalam selokan dibuang untuk menghindari lahan terlalu lembab dan basah, yang dapat mengakibatkan kebusukan pada bibit.

Pemeliharaan Tanaman

Tahap pemeliharaan tanaman sangat penting untuk diperhatikan karena pada tahap ini kita akan menentukan dan memantau pertumbuhan ubi jalar baik atau tidaknya, maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal dada beberapa factor yang harus dilakukan, diantaranya:

1.    Pengairan
2.    Penyulaman
3.    Penggemburan Tanah
4.    Pembalikan Batang
5.    Penyiangan
6.    Pemangkasan
7.    Pemupukan
8.    Pemberantasan Hama dan penyakit

Teknik Budidaya Cabe

Cabai atau cabe merah adalah buah dan tumbuhan anggota genusCapsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.


1.    Ciri –ciri cabe

Ciri –ciri tanaman cabe adalah sebagai berikut:
a.    Bunga berbentuk terompet kecil,
b. Buah yang masih muda berwarna hijau atau putih kekuningan,
c.    Buah yang sudah tua berwarna merah atau kuning,
d.    Berbiji banyak.

Ada dua jenis tanaman cabe yang dikonsumsi oleh masyarakat umum, yaitu cabe besar (Capsicum annuum L.) dan cabe kecil (Capsicum annum . L) jenis cabe yang termasuk cabe besar adalah cabe merah, paprika, dan cabe bulat/cabe udel/cabe domba (jenis cabe ini umumnya hanya untuk tanaman hias)
Adapun jenis cabe yang termasuk cabe kecil adalah cabe rawit atau jemprit, cabe cengek, dan cabe hias.

2.    Bertanam cabe

Sebelum memulai bertanam cabe, kamu harus menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan. Peralatan dan bahan yang harus dipersiapkan adalah cangkul, kored (cangkul kecil), benih, dan pupuk kandang.

Lahan yang akan digunakan untuk menanam cabe  harus tanah yang subur. Jika tidak menemukan tanah yang subur, kamu dapat mengolah tanah yang kurang subur. Caranya adalah dengan member pupuk kandang pada tanah yang akan ditanami.

Pupuk kandang ini sebaiknya diletakkan dalam lubang kecil yangh dibuat lurus., Jarak antar lubang 50-60 cm dan jarak antar baris 60-70 cm. Hal ini bergantung pada jenis cabe yang akan ditanam. Jenis cabe ini memerlukan jarak yang lebar karena cabe jenis ini memiliki banyak cabang.

Pemberian pupuk buatan dilakukan satu bulan setelah cabe ditanam. Pupuk tersebut merupakan campuran urea, TSP, dan KCL. Jumlah pupuk yang diberikan bergantung pada tingkat kesuburan tanah. Semakin subur tanah, pupuk yang diperlukan semakin sedikit.
Pupuk buatan tersebut diberikan di sekeliling tanaman sejauh 5 cm dari batangnya. Lalu, setelah tanaman berumur 2 bulan, sebaiknya diberi pupuk urea lagi.

Pemeliharaan tanaman cabe tidaklah sulit. Rajin-rajinlah membersihkan rumput pengganggu, menyiramnya secara teratur, serta memberantas hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabemu.

Hama yang sering menyerang tanaman cabe, antara lain lalat buah, kutu daun, dan tungu merah. Lalat buah merusak dengan menusuk buah cabe hingga berguguran. Jika bertanam cabe dalam jumlah yang besar di lahan yang luas, kamu dapat memberantas hama cabe ini dengan penyemprotan kelthane 0,1-0,2%.

Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tanaman cabe adalah penyakit busuk buah, gugur daun, daun busuk daun. Penyakit busuk daun dan busuk buah dapat dicegah dngan penyemprotan M-45 atau Antharacol 0,2 %.

Selain itu, sebagain petani cilik,  kamu juga harus tahu bahwa penyakit utama yang sering menggagalkan tanaman cabe besar adalah penyakit yang disebabkan oleh virus daun keriting. Virus ini ditularkan oleh kutu daun. Virus itu menyerang tanaman cabe sehingga daun cabe menjadi keriting atau menggulung, dan mengecil.

Sampai sekarang, penyakit ini belum bisa diberantas. Jika ditanam twrserang penyakit ini, lebih baik dicabut dan dibuang agar tidak menular. Nah, setelah tanaman cabemu berumur empat bulan, kamu bisa menikmati hasilnya.

3.    Manfaat cabe

Cabe banyak digunakaan oleh masarakat, baik dirumah maupun di pabrik. Dirumah, cabe digunakan sebagai bumbu dapur. Cabe  hijau dapat digunakan untuk sambal goreng, tumis, dan sayur. Cabe rawit dan cengek dimanfaatkan untuk bumbu pecel dan asinan. Cabe merah digunakkan  untuk masakan, seperti rending, gulai, dan beraneka macam sambal. Cabe paprika dapat digunakan untuk masakan agar penampilannya lebih menarik.

Di pabrik, seperti pabrik obat, cabe jenis tertentu digunakan untuk bahan koyo. Adapun  di pabrik mi instan, cabe digunakan sebagai bumbu mi instan. Pemberian cabe pada jenis makanan ini bertujuan untuk member rasa lezat dan pedas.

Meskipun cabe memiliki banyak manfaat, orang-orang yang menderita beberapa penyakit harus menghindarinya. Penderita wasir atau ambient, sakit mata, sakit tenggorokan, dan wanita yang sedang menyusui sebaiknya tidak memakan cabe. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Teknik Budidaya Lada

PENDAHULUAN
 Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor lada (merica) yang terkenal pada masa lampau tetapi pada saat ini banyak sentra produksi lada yang sudah tidak maksimal lagi karena umur tanaman dan serangan hama dan penyakit. 
Lada memiliki nama latin Piper ningrum dan berikut Klasifikasi Tanaman Lada secara lengkap :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Magnoliidae
                         Ordo: Piperales
                             Famili: Piperaceae (suku sirih-sirihan)
                                 Genus: Piper
                                     Spesies: Piper nigrum L.

Kerabat Dekat
Kiseureuh, Sirih, Sirih Hutan, Kemekes, Kemukus, Mrico Lolot, Cabe Jawa, Cabean, Daun Wati, Sirih Merah
 
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
- Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.
- Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
- Suhu udara 200C - 34 0C.
- Kelembaban udara 50% - 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% - 80% RH.
- Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
2.2. Media Tanam
- Subur dan kaya bahan organik
- Tidak tergenang atau terlalu kering
- pH tanah 5,5-7,0
- Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.
- Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
- Kelerengan/kemiringan lahan maksimal 300.
- Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan



- Terjamin kemurnian jenis bibitnya
- Berasal dari pohon induk yang sehat
- Bebas dari hama dan penyakit
- Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit 2.000 bibit tanaman perhektar)
3.2. Pengolahan Media Tanam
a. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.
b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu.
Dosis kapur pertanian :
- Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
- Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
- Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
- Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.
c. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah
3.3. Teknik Penanaman
- Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.
- Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
- Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.
- Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.
- Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas.
- Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO.
- Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar :
- NPK 20 gram/tanaman
- Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.
- Segera setelah ditutup, disiram SUPERNASA :
- Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
- Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
- Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Pengikatan Sulur Panjat
Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.
3.4.2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
3.4.4. Perempalan
Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada:
Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit.
Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif
Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.


 

I.
3.4.5. Pemupukan Susulan
Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 - 4 minggu sekali.
Pupuk makro diberikan sebagai berikut :
Umur
(bln)
Pupuk makro (gram/pohon)
Urea
SP 36
KCl
3-4
35
15
20
4-5
35
20
25
5-6
35
25
30
6-17
35
30
35

3.4.6. Pengairan dan Penyiraman
Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.
3.4.7. Pemberian Mulsa
Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.
3.4.8. Penggunaan Tajar ( Ajir)
Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m..
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama

a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.
b. Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.
c. Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
3.5.2. Penyakit
a. Penyakit busuk pangkal batang (BPP)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
b. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).
3.6.2. Cara Panen
Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
3.6.3. Periode Panen
Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan

Sumber  : http://blogdetik.com/